Krisis Global Literasi Anak: 60% Gagal Kuasai Baca dan Hitung Dasar
Laporan terbaru dari UNESCO Global Education Monitoring (GEM) 2025 menyoroti kenyataan yang mengejutkan: enam dari sepuluh anak di dunia tidak menguasai keterampilan membaca dan menghitung dasar saat mereka menyelesaikan pendidikan dasar. Temuan ini bukan hanya terjadi di negara-negara berkembang, tetapi juga melanda negara-negara kaya seperti Amerika Serikat dan Inggris. Fenomena ini menunjukkan bahwa dunia sedang mengalami krisis pendidikan dasar, terutama dalam hal literasi dan numerasiādua fondasi penting dalam perjalanan pendidikan anak. Apa penyebab utama krisis ini? Bagaimana pandemi COVID-19 memperburuk situasi? Dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya? Dampak Pandemi yang Memperparah Pandemi COVID-19 menyebabkan penutupan sekolah secara global, mengganggu pendidikan lebih dari 1,6 miliar pelajar di seluruh dunia. Banyak siswa yang tidak memiliki akses ke perangkat teknologi, koneksi internet, atau dukungan belajar di rumah. Hal ini memperlebar kesenjangan akses dan kualitas pendidikan, terutama di kalangan anak-anak dari keluarga miskin atau daerah terpencil. Meskipun beberapa negara mencoba beralih ke pembelajaran daring, efektivitas pembelajaran jarak jauh tidak merata. Anak-anak usia dini, yang seharusnya memperoleh fondasi keterampilan membaca dan berhitung secara langsung, menjadi kelompok yang paling terdampak. Banyak dari mereka kembali ke sekolah dengan kehilangan kemampuan dasar yang seharusnya sudah mereka kuasai. Tidak Hanya di Negara Miskin Laporan UNESCO ini juga mencatat bahwa negara-negara berpendapatan tinggi juga menghadapi krisis keterampilan dasar. Di Amerika Serikat, misalnya, lebih dari 30% siswa kelas empat tidak mampu membaca dengan tingkat pemahaman yang memadai. Di Inggris, hasil ujian nasional juga menunjukkan penurunan signifikan dalam kemampuan literasi siswa pasca pandemi. Faktor seperti ketimpangan sosial, kurikulum yang padat, dan tekanan akademis turut menyumbang terhadap lemahnya penguasaan keterampilan dasar, bahkan di sistem pendidikan yang terorganisir. Ini membuktikan bahwa kemajuan ekonomi negara tidak otomatis menjamin keberhasilan dalam pendidikan dasar. Baca Juga :Ā Universitas Indonesia (UI): Kampus Ternama yang Menginspirasi Negeri Apa Dampaknya untuk Masa Depan? Kemampuan membaca dan berhitung dasar sangat penting untuk kemajuan akademis lanjutan, ketahanan ekonomi, dan partisipasi aktif dalam masyarakat. Anak-anak yang gagal menguasai keterampilan ini di usia dini akan mengalami kesulitan dalam semua bidang studi, yang pada akhirnya berdampak pada rendahnya peluang kerja dan produktivitas di masa depan. Jika krisis ini tidak segera ditangani, dunia akan menghadapi generasi yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan pendidikan, yang pada akhirnya berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan stabilitas sosial global. Solusi dan Harapan UNESCO menyerukan agar pemerintah di seluruh dunia menginvestasikan kembali dalam pendidikan dasar, dengan fokus pada penguatan literasi dan numerasi sejak dini. Pendekatan berbasis komunitas, pelatihan guru, dan dukungan teknologi yang merata menjadi kunci utama dalam perbaikan. Lebih dari itu, pendidikan harus berpusat pada anak, memperhatikan kebutuhan individu mereka, dan memastikan bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang. Melalui kolaborasi global dan komitmen kuat dari semua pihak, krisis literasi anak ini masih bisa diatasi.